Kamis, 28 Mei 2009

' Diujung Senjata '

Petang lalu kau menarik ulur jumpa harapku
Lalu berhenti dan berputar seperti heliosentris
Sekarang kau suguhkan dua cawan
Mengecapnya bergiliran
Lalu membanjirinya dengan temaram isyaratmu
Sebening itu, kau biarkan tetap datar diatas ranjang
Lalu yang delima, menyala lekat di putih tengkukmu
Seperti hidalgo yang menyimpang pada janji saturnus
Tapi seakan lukis Icarus yang luntur pada ikrar matahari
Terakhir, kau bersolek dari haus pedangku
Merengkuh, romansa mengecup puisi
Sontak melebur jadi debu di ujung senjata
Ditangan sedetik yang masih bergenggam asmara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar