Kamis, 28 Mei 2009

' Bangunkan Fajar Tuhan '

Pecah bias hujan pada kaca bis sore tadi
Menduakan buram indra cakrawalaku
Sunyi kembali menjemput Minggu
Ada bayang Fajar di sebrang
Masih lengkap berseragam
Pun suguhan senyumnya yang memukau
Sedetik lalu,lewat dan hilang begitu saja
Jauh dari itu,getir cemas mencekat deru nafasku
Fajar
Ada genta yang belum sempat berdentang dua belas kali
Sesuai ikrarnya padaku di majlis tadi
Tibanya hatiku buta menerjemah
Ini atau itukah rasa yang patut dipercaya
Firasat
Aku terhempas diambang decit,diam
Kucari apa,dan bergegas tunduk instruksi kaki
Tak cukup kuat bertumpu,aku melutut gemetar
Ada si tampan yang gagah tergeletak pasi dihadapku
Masih ngilu di alir cantik segar darahnya
Ada namaku yang dihembus mengantar pesan suara
Asa nadaku terlilit mati
Menjatuh delir bersaksi di pendar mataku
Ku elus jemarinya,melukis merah di kanvas hati
Rembulan membias Fajarku
Sekali angkuh berdebat dalam teks dioramanya
Bangunkan Fajar Tuhan
Pun masih di ungunya yang lama senada
Yang mendongeng di awal semesta
Tetap berseragam fajar,darinya Fajar ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar